Pendapat anda mengenai blog GEMANA ini?

Minggu, 19 Desember 2010

HIV/AIDS Melanda 31 Provinsi di Indonesia


HIV/AIDS telah menjadi keadaan darurat bagi dunia, di berbagai negara, HIV/AIDS telah memperburuk kemiskinan, menghambat pertumbuhan ekonomi, melanggar hak asasi manusia, mengancam stabilitas politik dan keamanan. S/d akhir 2002, 23 juta orang mati karena AIDS dan 42 orang terinfeksi HIV virus yang menyebabkan AIDS, setiap tahun 5 juta orang terinfeksi baru, separuhnya adalah orang muda 15-24 tahun.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi, dari setiap satu orang yang terdeteksi terinfeksi virus HIV, berarti ada 100 orang lagi yang mengidap virus ini. Di kawasan Asia Timur, ada tiga negara yang mengalami peningkatan jumlah kasus HIV/AIDS sampai 50% selama periode 2002 – 2004. Salah satunya adalah Indonesia, selain China dan Vietnam. Namun di tingkat dunia, Indonesia menjadi salah satu negara yang jumlah kasus HIV/AIDS-nya meningkat paling cepat (lihat Gambar 2). Sampai lima tahun ke depan, diprekirakan jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia masih akan terus mengalami peningkatan.

Kasus AIDS di Indonesia pertama kali terdeteksi pada tahun 1987. pada tahun tersebut baru dua kasus yang timbul. Jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data dari Direktorat jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PPM & PL) Departemen kesehatan sampai dengan 31 maret 2005, secara kumulatif jumlah pengidap infeksi HIV dan kasus AIDS yang dilaporkan di Indonesia adalah sebagai berikut :

Kasus AIDS : 3121
Infeksi HIV : 3668
Propinsi yang melaporkan AIDS : 29 propinsi
Propinsi yang melaporkan HIV : 31 propinsi

Kasus AIDS terbanyak dilaporkan dari DKI jakarta, Papua, Jawa Timur, Bali, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, dan Riau.

Sebagian besar pengidap HIV/AIDS di Indonesia adalah kelompok umur produktif mulai usia 15 sampai 40 tahun. Kelompok usia 20 - 29 tahun sebanyak 200 kasus HIV dan 248 kasus AIDS, sebagian besar kasus tersebut terjadi pada kelompok risiko pengguna napza suntk (IDU) yakni 168 kasus HIV dan 270 kasus AIDS. Berdasarkan jenis kelamin, dari 3121 kasus AIDS yang dilaporkan, sebanyak 2566 kasus (82%) adalah laki-laki, 505 kasus (16%) adalah perempuan, dan 50 kasus (2%) tidak diketahui jenis kelaminnya. Selanjutnya, Ditjen PPM & PL Departemen Kesehatan juga melaporkan bahwa hingga 31 Maret 2005, dari 1450 kasus AIDS pada pengguna napza suntik (IDU) yang dilaporkan, 1325 kasus (92%) adalah laki-laki, 95 kasus (6%) perempuan, dan 30 kasus (2%) tidak diketahui jenis kelaminnya.

Berikut ini adalah data-data terbaru dari Ditjen PPM & PL Departemen Kesehatan juga melaporkan bahwa hingga 31 Maret 2005.

Tabel 1. Propinsi yang Melaporkan Kasus AIDS dan Infeksi HIV

Periode Januari sd Maret 2005
Salah satu faktor yang menyebabkan kasus AIDS terus meningkat di Indonesia adalah kurangnya informasi tentang penularan HIV/AIDS dan masalah budaya. Masalah AIDS sudah menjadi masalah dunia, kampanye dan penyuluhan masih menjadi pilihan utama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya penularan HIV/AIDS. Selama ini sudah dilakukan kampanye dan penyuluhan tetapi belum memperlihatkan hasil yang signifikan, belum menjangkau seluruh masyarakat. Oleh karena itu, untuk mencegah hilangnya generasi muda yang akan datang perlu kerja keras dan komitmen dari berbagai kalangan, pemerintah, parlemen, dan seluruh masyarakat.

Sumber : www.ifppd.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar